5 video klip musik Indonesia terbaik

Mari Kita Lihat 5 video klip musik Indonesia terbaik untuk memberikan sebuah informasi kepada teman-teman sekalian bahwa video klip buatan anak bangsa ini juga sangat bermutu dan kreatif.

Aplikasi Gudang berbasis Webbase atau php murah dan berkualitas

Aplikasi Gudang berbasis Webbase atau php murah dan berkualitas, sangat cocok untuk anda yang ingin memiliki sebuah sistem yang stabil dan dapat membantu pekerjaan di gudang menjadi lebih cepat dan jauh lebih aman karena semua proses bisa di cek dalam satu sistem

Jenis - Jenis Topologi Jaringan

Jenis topologi yang di gunakan dalam jaringan komputer ada beberapa diantaranya..

5 Tempat Teraneh Di Dunia

5 Tempat Paling Aneh Di Dunia ini sebagai penambah wawasan anda terhadap dunia..

5 Pesawat Tempur Terbaik di Dunia

5 Pesawat Tempur Terbaik di Dunia, Diawali dari ketertarikan saya kepada industri pesawat tempur dari berbagai Negara di dunia.

Tampilkan postingan dengan label Dunia Islam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Dunia Islam. Tampilkan semua postingan

5.6.16

Waraqah Bin Naufal Sahabat Rasulullah

Waraqah Bin Naufal sahabat Rasulullah, berawal dari keingintahuan saya tentang sosok pribadi seorang Waraqah Bin Naufal yang pertama kenal beliau setelah menonton film paling inspiratif yang pernah di buat berjudul "OMAR" yang merupakan kisah tentang sahabat Rasulullah Umar Ibnu Khattab. dalam episode pertama, yaitu saat Rasulullah baru saja mendapatkan wahyu dari Allah setelah menyendiri di Goa Hira (Jabal nur) orang yang di jemput oleh Ali bin abu thalib adalah Waraqah Bin Naufal yang tidak lain sepupu istri Rasulullah yakni Khadijah Ra.
Berikut kisah tentang siapa itu Waraqah Bin Naufal, yang saya ambil dari beberapa sumber :

Sosok Waraqah bin Naufal (Film "OMAR")

Waraqah bin Naufal (Bahasa Arab ورقه بن نوفل) adalah sepupu Khadijah istri Muhammad, salah satu orang yang pertama kali memeluk Islam. Nama lengkapnya adalah Waraqah bin Nawfal bin Assad bin Abd al-Uzza bin Qusayy Al-Qurashi.
Waraqah bin Naufal adalah seorang pengikut setia ajaran Ibrahim, dia mempelajari Taurat dan Injil (Golongan Hanif), keluarga mereka tidak ada yang menyembah berhala, membunuh anak perempuan dengan cara mengubur mereka hidup-hidup. Mereka tidak mengikuti tradisi jahiliyah tersebut. Kehidupan mereka di landasi kuat dengan ajaran Ibrahim As.
Nenek moyang mereka Qushay Al Quraisyh adalah pemegang kunci Ka’bah. Seluruh kendali Kota Makkah di pegang oleh Qushay. Sejak didirikannya Makkah di tempat itu sudah ada jabatan-jabatan penting seperti yang dipegang oleh Qushay bin Kilab pada pertengahan abad kelima Masehi. Pada waktu itu para pemuka Makkah berkumpul. Jabatan-jabatan hijaba, siqaya, rifada, nadwa, liwa’ dan qiyada dipegang semua oleh Qushay.
Hijaba ialah penjaga pintu Ka’bah atau yang memegang kuncinya.
Siqaya ialah menyediakan air tawar – yang sangat sulit waktu itu bagi mereka yang datang berziarah serta menyediakan minuman keras yang dibuat dari kurma.
Rifada ialah memberi makan kepada mereka semua.
Nadwa ialah pimpinan rapat pada tiap tahun musim.
Liwa’ ialah panji yang dipancangkan pada tombak lalu ditancapkan sebagai lambang tentara yang sedang menghadapi musuh, dan
qiyada ialah pimpinan pasukan bila menuju perang. Jabatan-jabatan demikian itu di Mekah sangat terpandang. Dalam masalah ibadat seolah pandangan orang-orang Arab semua tertuju ke Ka’bah itu.
Demikian jabatan-jabatan penting yang di pegang oleh Qushay al Quraisyh sebagai penerus kebijakan Nabi Ibrahim sang pendiri Ka’bah bersama putranya Ismail AS.
Tradisi agama Ibrahim yang kuat ini selalu di pegang teguh oleh keturunannya melalui Ismail sampai kepada Nabi Muhammad SAW.
Waraqah bin Naufal adalah seorang yang sangat menyukai ilmu agama, dia mempelajari Taurat dan Injil, dua buah kitab yang di turunkan oleh Allah kepada Nabi Musa AS dan Nabi Isa As. Ciri-ciri nabi yang akan di utus di tanah arab sudah di ketahui oleh Waraqah bin Naufal. Hanya saja ketika nabi itu di utus kedua mata Waraqah sudah buta, dan umur beliau sudah lanjut. Namun begitu beliau tidak tuli atau pekak.
Sejarah Waraqah ini tidak lepas dengan sejarah turunnya wahyu pertama yang di terimah oleh nabi. Istri nabi Siti Khadijah adalah seorang istri yang sangat mencintai suami. Di tanah arab wanita ini di juluki At Thahirah (perempuan suci). Kecintaan beliau terhadap suami (Rasulullah SAW) mengalahkan segalanya. Kepatuhan, kesantunan dan kehormatan beliau terhadap nabi tidak ada tandingannya. Itulah sebabnya nabi tidak punya istri selain Siti Khadijah saja ketika Khadijah masi hidup.
Jabal Nur atau di kenal dengan Gua Hira adalah sebuah tempat mengasingkan diri yang di lakukan oleh Rasul. Di tempat ini Rasulullah menerimah wahyu pertamanya pada bulan Rahmadan tanggal 17. Wahyu pertama yang di terimah oleh nabi yaitu di dekap oleh Jibril dengan sekeras-kerasnya, oleh sebabnya nabi susah bernafas, apa lagi yang datang malam-malam begini bukan manusia, tentu akan timbul perasaan khawatir (Kalau-kalau ajalnya lepas), jantung berdebar keras tidak menentu dan tubuh gemetar bercucuran keringat walau malam begitu dingin.
Rasa Khawatir kalau nyawanaya tidak akan lama lagi membuat beliau untuk mengambil keputusan untuk pulang ke rumah yang jaraknya sekitar 6km dari Gua Hira (sekarang Jabal Nur). Di rumah nabi menujuh ketempat tidur, dengan badan gemetar bercucuran keringat dingin dan meminta kepada istrinya Khadijah untuk menyelimuti beliau.
Ketika Khadîdjah melihat Beliau telah kembali seperti semula, ia pun mengajak Beliau pergi ke tempat putera pamannya yang bernama Waraqah bin Naufal, seorang yang bijak dan menguasai kitab-kitab suci dan sangat pandai berbahasa ‘Ibrâni. Sesampainya di sana Beliau pun menceritakan kepada Waraqah apa yang dialaminya di gua Hirâ’. Waraqah sangat terkejut mendengar cerita itu, ia berkata kepada Beliau :
“Demi Allâh Yang jiwa-ku di tangan-Nya, sesungguhnya engkau adalah Nabinya umat ini, dan sesungguhnya yang datang kepada-mu itu adalah Namûs yang besar (Jibrîl) yang pernah datang kepada Mûsâ. Sesungguhnya kaum-mu akan mendustakan-mu, menyakiti-mu, mengusir-mu dan memerangi-mu”.
Diriwayatkan oleh Aisyah, “...Nabi kembali kepada Khadijah disaat jantungnya berdetak dengan cepat. Lalu Khadijah membawanya kepada Waraqah bin Naufal, seorang nasarah dan seorang pembaca Injil dalam bahasa Arab. Waraqa bertanya (kepada nabi), ”Apa yang kamu lihat?” Di saat nabi menceritakannya, Waraqah menjawab, “Itu adalah malaikat yang oleh Allah utus kepada Musa. Andai aku masih hidup hingga engkau menerima wahyu, pastilah aku akan mendukungmu sekuat tenaga.”
(HR. Bukhari)
Beliau amat terkejut mendengar penuturan Waraqah, terutama sekali ucapan yang menyatakan bahwa Beliau akan diusir oleh kaumnya. Karena Beliau mengetahui betul bagaimana kedudukannya di hadapan kaum Quraisy yang selalu memanggil Beliau dengan sebutan Al-Amîn. Bukankah hal itu menunjukkan betapa mulianya Beliau di hadapan kaum Quraisy dan betapa percayanya mereka kepada Beliau ? Maka dengan rasa heran yang besar Beliau bertanya kepada Waraqah :
“Apakah mereka benar-benar akan mengusir aku ?”.
Dengan tegas Waraqah menjawab :
“Benar, tidak ada seorang pun yang datang dengan membawa — ajaran — seperti yang engkau bawa melainkan ia pasti dimusuhi dan diperangi oleh manusia banyak”.
Lalu Waraqah mengutarakan angan-angannya kepada Beliau, seandainya ia masih muda ia tentu akan mendampingi Beliau menyebarkan risalahnya. Namun sayang, usianya ketika itu sudah sangat tua dan tidak lama setelah itu ia pun wafat, sebagian orang ketika itu ada yang meragukan Islâmnya Waraqah, namun Rasûlullâh saw. menyanggah keraguan mereka, Beliau bersabda :
“Janganlah kalian mencela Waraqah, karena aku pernah melihatnya memiliki sebuah atau dua-buah Surga”.

(H.R. Al-Hâkim. Lihat Al-Ahâdîtsush-Shahîhah oleh As-Syaikh Al-Albânî jilid I no.: 405)

Setelah mendapatkan penjelasan dari Waraqah, Beliau kembali dengan perasaan tenang ke rumahnya bersama Khadîjah. Sekarang telah jelas bagi Beliau, bahwa yang datang pada Beliau itu adalah wahyu dari Allâh, dan Beliau yakin bahwa wahyu itu akan datang kembali kepadanya. Dan beliau sangat mengharapkan hal itu datang secepatnya.
Tidak seperti yang Beliau harapkan, ternyata wahyu berikutnya tertunda dalam waktu yang cukup lama sehingga membuat Beliau kembali merasa takut. Dalam keadaan seperti itu, wahyu pun datang kembali kepada Beliau, yang membuat Beliau kembali tenteram. Dan sekarang hati Beliau benar-benar mantap, bahwa wahyu datang dari Allâh SWT, bahwasanya Allâh telah memilihnya untuk membawa agama langit kepada umat manusia dan mengembalikan agama-agama langit — yang dibawa oleh para utusan — sebelumnya yang telah dikotori oleh tangan-tangan manusia kepada keasliannya.
Beliau sekarang telah menjadi utusan Allâh dan Nabi yang dipilih-Nya untuk menyampaikan risalah Islâm kepada seluruh umat manusia, untuk membebaskan dan membawa mereka dari belenggu kekafiran, perbuatan syirik dan alam jahiliyyah kepada cahaya Imân, Tauhîd dan Islâm.
Wallahu a`lam

#Sumber Fb : Majlis Ta'lim "Langgar iJO"
readmore »»  

24.5.16

Perbedaan Subhanallah dengan Masyaallah

Perbedaan Subhanallah dengan Masyaallah dalam segi saat kita penggunaannya, setelah mendapatkan pengetahuan ini, wajib bagi saya sebagai seorang muslim untuk menyampaikankanya kepada sahabat-sahabat sekalian.. insyaALLAH kita dapat merubah kebiasaan kita yang tidak kita ketahui sebelumnya masalah penggunaan kata takjub yang tepat antara "Subhanallah" dengan "Masyaallah".


Ungkapan dzikir atau kalimah thayyibah “Subhanallah” sering tertukar dengan ungkapan “Masya Allah”. Ucapkan “Masya Allah” kalau kita merasa kagum. Ucapkan “Subhanallah” jika melihat keburukan.
Selama ini kaum Muslim sering “salah kaprah” dalam mengucapkan Subhanallah (Mahasuci Allah), tertukar dengan ungkapan Masya Allah (Itu terjadi atas kehendak Allah). Kalau kita takjub, kagum, atau mendengar hal baik dan melihat hal indah, biasanya kita mengatakan Subhanallah. Padahal, seharusnya kita mengucapkan Masya Allah yang bermakna “Hal itu terjadi atas kehendak Allah”.
Ungkapan Subhanallah tepatnya digunakan untuk mengungkapkan “ketidaksetujuan atas sesuatu”. Misalnya, begitu mendengar ada keburukan, kejahatan, atau kemaksiatan, kita katakan Subhanallah (Mahasuci Allah dari keburukan demikian).
1. Ucapan Masya Allah
Masya Allah artinya “Allah telah berkehendak akan hal itu”. Ungkapan kekaguman kepada Allah dan ciptaan-Nya yang indah lagi baik. Menyatakan “semua itu terjadi atas kehendak Allah”.
Masya Allah diucapkan bila seseorang melihat hal yang baik dan indah. Ekspresi penghargaan sekaligus pengingat bahwa semua itu bisa terjadi hanya karena kehendak-Nya.
“Dan mengapa kamu tidak mengucapkan tatkala kamu memasuki kebunmu, ‘Maasya Allah laa quwwata illa billah‘ (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah). Sekiranya kamu anggap aku lebih sedikit darimu dalam hal harta dan keturunan?” (QS. Al-Kahfi: 39).

2.Ucapan Subhanallah

Saat mendengar atau melihat hal buruk/jelek, ucapkan Subhanallah sebagai penegasan: “Allah Mahasuci dari keburukan tersebut”.
Dari Abu Hurairah, ia berkata: “Suatu hari aku berjunub dan aku melihat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam berjalan bersama para sahabat, lalu aku menjauhi mereka dan pulang untuk mandi junub. Setelah itu aku datang menemui Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda: ‘Wahai Abu Hurairah, mengapakah engkau malah pergi ketika kami muncul?’ Aku menjawab: ‘Wahai Rasulullah, aku kotor (dalam keadaan junub) dan aku tidak nyaman untuk bertemu kalian dalam keadaan junub. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Subhanallah, sesungguhnya mukmin tidak najis.” (HR. Tirmizi)
“Sesungguhnya mukmin tidak najis” maksudnya, keadaan junub jangan menjadi halangan untuk bertemu sesama Muslim. Dalam Al-Quran, ungkapan Subhanallah digunakan dalam menyucikan Allah dari hal yang tak pantas (hal buruk), misalnya: “Mahasuci Allah dari mempunyai anak, dari apa yang mereka sifatkan, mereka persekutukan”, juga digunakan untuk mengungkapkan keberlepasan diri dari hal menjijikkan semacam syirik.” (QS. 40-41).
Jadi, kesimpulannya, ungkapan Subhanallah dianjurkan setiap kali seseorang melihat sesuatu yang tidak baik, bukan yang baik-baik atau keindahan. Dengan ucapan itu, kita menegaskan bahwa Allah Subahanahu wa Ta’ala Maha Suci dari semua keburukan tersebut.
Masya Allah diucapkan bila seseorang melihat yang indah, indah karena keindahan atas kuasa dan kehendak Allah Ta’ala. Lalu, apakah kita berdosa karena mengucapkan Subhanallah, padahal seharusnya Masya Allah dan sebaliknya? Insyaa Allah tidak. Allah Maha Mengerti maksud perkataan hamba-Nya. Hanya saja, setelah tahu, mari kita ungkapkan dengan tepat antara Subhanallah dan Masya AllahWallahu a’lam bish-shawabi.

KH. Muhammad Arifin Ilham

Sumber : KH. Muhammad Arifin ilham (arrahmah.com)
Image : Google.com dan Barutahu.id
readmore »»  

23.5.16

Perbedaan Ahlussunnah Wal Jamaah Dengan Syiah

Perbedaan Ahlussunnah Wal Jamaah Dengan Syiah, ini adalah postingan saya yang udah beberapa bulan terakhir ingin saya posting di blog ini, karena apa?? karena saya sendiri dulu juga tidak mengetahui secara jelas itu apa syiah?? apakah sama seperti perbedaan antara NU dan Muhammadiyah? sehingga setahun yang lalu saya sangat memuja itu pemimpin IRAN Ahmadinejad yang ternyata syiah dan hanya bersandiwara bermusuhan dengan amerika serikat, itu semua karena ketidak tahuan saya :(. alhamdulillah semenjak banyak nya berita kerusuhan di negeri arab dan pemberitaan yang tidak relevan. saya mulai mencari tau kenapa iran sampe mau menyerang arab saudi???dengan dalih arab saudi bersekongkol dengan amerika??padahal asal islam itu dari mekkah?! kok bisa orang arab saudi malah rela mengkhianati semua muslim?itu pertanyaan yang muncul di benak saya saat itu"yang masih mendukung iran!!"

Sehingga saya pun mulai mencari informasi apa sich itu SYIAH dan apa Perbedaan Ahlussunnah Wal Jamaah Dengan Syiah??! Seperti apa mereka?!, saya pun mulai mengetahui tentang sejarah mulanya munculnya aliran syiah, dan sayapun tidak terlalu  terkejut ketika mengetahui bahwa ada YAHUDI Di balik aliran syiah ini, yakni Abdullah Bin Saba'!! jelas dalam alquran di jelaskan bahwa mereka 
adalah musuh yang nyata :


Orang-orang yang beriman tidak akan mengambil kaum Yahudi dan Nasrani sebagai pemimpin:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. [Al Maa-idah 51]
Hanya orang munafik yang dekat dengan kaum Yahudi dan Nasrani yang saat ini tengah memusuhi Islam dan membantai ummat Islam:
“Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata: “Kami takut akan mendapat bencana.” Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka.” [Al Maa-idah 52]
peringatan Allah agar kita mewaspadai Yahudi dan Nasrani sebagai musuh yang utama itu adalah benar.

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.” [Ali ‘Imran 118]

“Dan tidak akan rela orang-orang Yahudi dan Nasrani kepada kamu sehingga kamu mengikuti agama mereka.” (QS al-Baqarah: 120)

“Kamu akan menjumpai manusia yang paling keras permusuhannya kepada orang-orang yang beriman (muslim) ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.” (QS. Al-Ma-idah: 82)

untuk lebih lengkapnya anda bisa mencari tahu dari google siapa itu Abdullah bin saba yang memulai semua ini.?!

Baik lah... Kita akan mulai masuk ke Perbedaan Ahlussunnah Wal Jamaah Dengan Syiah


Gambar 12 Imam Syiah

Banyak orang yang menyangka bahwa perbedaan antara Ahlussunnah Waljamaah dengan Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah) dianggap sekedar dalam masalah khilafiyah Furu’iyah, seperti perbedaan antara NU dengan Muhammadiyah, antara Madzhab Safi’i dengan Madzhab Maliki.

Karenanya dengan adanya ribut-ribut masalah Sunni dengan Syiah, mereka berpendapat agar perbedaan pendapat tersebut tidak perlu dibesar-besarkan. Selanjutnya mereka berharap, apabila antara NU dengan Muhammadiyah sekarang bisa diadakan pendekatan-pendekatan demi Ukhuwah Islamiyah, lalu mengapa antara Syiah dan Sunni tidak dilakukan ?.



Oleh karena itu, disaat Muslimin bangun melawan serangan Syiah, mereka menjadi penonton dan tidak ikut berkiprah.

Apa yang mereka harapkan tersebut, tidak lain dikarenakan minimnya pengetahuan mereka mengenai aqidah Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah). Sehingga apa yang mereka sampaikan hanya terbatas pada apa yang mereka ketahui.

Semua itu dikarenakan kurangnya informasi pada mereka, akan hakikat ajaran Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah). Disamping kebiasaan berkomentar, sebelum memahami persoalan yang sebenarnya.
Sedangkan apa yang mereka kuasai, hanya bersumber dari tokoh-tokoh Syiah yang sering berkata bahwa perbedaan Sunni dengan Syiah seperti perbedaan antara Madzhab Maliki dengan Madzahab Syafi’i.

Padahal perbedaan antara Madzhab Maliki dengan Madzhab Syafi’i, hanya dalam masalah Furu’iyah saja. Sedang perbedaan antara Ahlussunnah Waljamaah dengan Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah), maka perbedaan-perbedaannya disamping dalam Furuu’ juga dalam Ushuul.
Rukun Iman mereka berbeda dengan rukun Iman kita, rukun Islamnya juga berbeda, begitu pula kitab-kitab hadistnya juga berbeda, bahkan sesuai pengakuan sebagian besar ulama-ulama Syiah, bahwa Al-Qur'an mereka juga berbeda dengan Al-Qur'an kita (Ahlussunnah).

Apabila ada dari ulama mereka yang pura-pura (taqiyah) mengatakan bahwa Al-Qur'annya sama, maka dalam menafsirkan ayat-ayatnya sangat berbeda dan berlainan.

Sehingga tepatlah apabila ulama-ulama Ahlussunnah Waljamaah mengatakan :

Bahwa Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah) adalah satu agama tersendiri.

Melihat pentingnya persoalan tersebut, maka di bawah ini kami nukilkan sebagian dari perbedaan antara aqidah Ahlussunnah Waljamaah dengan aqidah Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyah).


Perbedaan Ahlussunnah Wal Jamaah Dengan Syiah :


1. RUKUN ISLAM


1). Ahlussunnah : Rukun Islam kita ada 5 (lima)
a) Syahadatain
b) As-Sholah
c) As-Shoum
d) Az-Zakah
e) Al-Haj


2)Syiah : Rukun Islam Syiah juga ada 5 (lima) tapi berbeda:
a) As-Sholah
b) As-Shoum
c) Az-Zakah
d) Al-Haj
e) Al wilayah


2.RUKUN IMAM


1). Ahlussunnah : Rukun Iman ada 6 (enam) :
a) Iman kepada Allah
b) Iman kepada Malaikat-malaikat Nya
c) Iman kepada Kitab-kitab Nya
d) Iman kepada Rasul Nya
e) Iman kepada Yaumil Akhir / hari kiamat
f) Iman kepada Qadar, baik-buruknya dari Allah.


2)Syiah: Rukun Iman Syiah ada 5 (lima)*
a) At-Tauhid
b) An Nubuwwah
c) Al Imamah
d) Al Adlu
e) Al Ma’ad


3. SYAHADAT

1)Ahlussunnah : Dua kalimat syahadat


2).Syiah : Tiga kalimat syahadat, disamping Asyhadu an Laailaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadan Rasulullah, masih ditambah dengan menyebut dua belas imam-imam mereka.

4. IMAM

1).Ahlussunnah : Percaya kepada imam-imam tidak termasuk rukun iman. Adapun jumlah imam-imam Ahlussunnah tidak terbatas. Selalu timbul imam-imam, sampai hari kiamat.
Karenanya membatasi imam-imam hanya dua belas (12) atau jumlah tertentu, tidak dibenarkan.


2.Syiah : Percaya kepada dua belas imam-imam mereka, termasuk rukun iman. Karenanya orang-orang yang tidak beriman kepada dua belas imam-imam mereka (seperti orang-orang Sunni), maka menurut ajaran Syiah dianggap kafir dan akan masuk neraka.

5. KHALIFAH-KHALIFAH

1).Ahlussunnah : Khulafaurrosyidin yang diakui (sah) adalah :
a) Abu Bakar
b) Umar
c) Utsman
d) Ali Radhiallahu anhum




2).Syiah : Ketiga Khalifah (Abu Bakar, Umar, Utsman) tidak diakui oleh Syiah. Karena dianggap telah merampas kekhalifahan Ali bin Abi Thalib (padahal Imam Ali sendiri membai'at dan mengakui kekhalifahan mereka

6. KHOLIFAH

1)Ahlussunnah : Khalifah (Imam) adalah manusia biasa, yang tidak mempunyai sifat Ma’shum.
Berarti mereka dapat berbuat salah/ dosa/ lupa. Karena sifat Ma’shum, hanya dimiliki oleh para Nabi.


2)Syiah : Para imam yang jumlahnya dua belas tersebut mempunyai sifat Ma'’hum, seperti para Nabi.



7. CACI MAKI

1).Ahlussunnah : Dilarang mencaci-maki para sahabat.


2).Syiah : Mencaci-maki para sahabat tidak apa-apa bahkan Syiah berkeyakinan, bahwa para sahabat setelah Rasulullah SAW wafat, mereka menjadi murtad dan tinggal beberapa orang saja. Alasannya karena para sahabat membai'at Sayyidina Abu Bakar sebagai Khalifah.

8. ISTRI RASUL

1).Ahlussunnah : Siti Aisyah istri Rasulullah sangat dihormati dan dicintai. Beliau adalah Ummul Mu’minin.


2).Syiah : Siti Aisyah dicaci-maki, difitnah, bahkan dikafirkan.

9. KITAB-KITAB

1).Ahlussunnah : Kitab-kitab hadits yang dipakai sandaran dan rujukan Ahlussunnah adalah Kutubussittah :
a) Bukhari
b) Muslim
c) Abu Daud
d) Turmudzi
e) Ibnu Majah
f) An Nasa’i
(kitab-kitab tersebut beredar dimana-mana dan dibaca oleh kaum Muslimin sedunia).


2).Syiah : Kitab-kitab Syiah ada empat :
a) Al Kaafi
b) Al Istibshor
c) Man Laa Yah Dhuruhu Al Faqih
d) Att Tahdziib
(Kitab-kitab tersebut tidak beredar, sebab kebohongannya takut diketahui oleh pengikut-pengikut Syiah).


10. ALQURAN

1).Ahlussunnah : Al-Qur'an tetap orisinil

2).Syiah : Al-Qur'an yang ada sekarang ini menurut pengakuan ulama Syiah tidak orisinil. Sudah dirubah oleh para sahabat (dikurangi dan ditambah).



  • Jaminan ALLAH Terhadap Ke ASLIAN ALQURAN


Azas agama Islam yang hanif (lurus/benar) adalah Al-Qur’anul Karim dan sunnah /hadits Nabi Al-Amin (Shalallahu alahi wassalam). Al-Qur’an adalah kitab yang terpelihara dari sisi Allah Subhanahu wata’ala yang Mahatinggi dan Agung. Al-Qur’an dihafal dalam dada dan tertulis dalam tulisan. Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (Al-Hijr: 9)


Adapun sunnah (hadits Rasulullah Shalallahu alahi wassalam), keberadaannya, sebagaimana yang dikatakan oleh al-Imam al-Baihaqi, berkedudukan sebagai penjelas yang berasal dari Allah Subhanahu wata’ala. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wata’ala:

“Dan Kami turunkan kepadamu Al-Qur’an, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka.” (An-Nahl: 44)

Oleh karena itu, sunnah secara keseluruhan terpelihara dengan pemeliharaan-Nya, karena ia termasuk peringatan (zikir) dari peringatan (Al-Qur’an). (Tahqiq Al-Ba’its al-Hatsits, 1/7)

Al-Qur’an Selalu Terpelihara Lafadz dan Maknanya

“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (Al-Hijr: 9)

Dalam ayat yang mulia ini Allah Subhanahu wata’ala menjelaskan bahwa Dia-lah yang menurunkan Al-Qur’an dan memeliharanya dari penambahan, pengurangan, maupun pengubahan  (Asy-Syinqithi t, 2/225)


11.SURGA

1).Ahlussunnah : Surga diperuntukkan bagi orang-orang yang taat kepada Allah dan Rasul Nya.
Neraka diperuntukkan bagi orang-orang yang tidak taat kepada Allah dan Rasul Nya.


2).Syiah : Surga diperuntukkan bagi orang-orang yang cinta kepada Imam Ali, walaupun orang tersebut tidak taat kepada Rasulullah.
Neraka diperuntukkan bagi orang-orang yang memusuhi Imam Ali, walaupun orang tersebut taat kepada Rasulullah.


12.KIAMAT

1).Ahlussunnah : Aqidah Raj’Ah tidak ada dalam ajaran Ahlussunnah. Raj’ah adalah besok diakhir zaman sebelum kiamat, manusia akan hidup kembali. Dimana saat itu Ahlul Bait akan balas dendam kepada musuh-musuhnya.


2).Syiah : Raj’ah adalah salah satu aqidah Syiah. Dimana diceritakan : bahwa nanti diakhir zaman, Imam Mahdi akan keluar dari persembunyiannya. Kemudian dia pergi ke Madinah untuk membangunkan Rasulullah, Imam Ali, Siti Fatimah serta Ahlul Bait yang lain.
Setelah mereka semuanya bai'at kepadanya, diapun selanjutnya membangunkan Abu Bakar, Umar, Aisyah. Kemudian ketiga orang tersebut disiksa dan disalib, sampai mati seterusnya diulang-ulang sampai ribuan kali. Sebagai balasan atas perbuatan jahat mereka kepada Ahlul Bait.
Keterangan : Orang Syiah mempunyai Imam Mahdi sendiri. Berlainan dengan Imam Mahdinya Ahlussunnah, yang akan membawa keadilan dan kedamaian.[SPOILER]

13.MUT'AH (Kawin Kontrak)


1).Ahlussunnah : Mut’ah (Kawin kontrak), sama dengan perbuatan zina dan hukumnya haram.


2).Syiah : Mut’ah sangat dianjurkan dan hukumnya halal. Halalnya Mut’ah ini dipakai oleh golongan Syiah untuk mempengaruhi para pemuda agar masuk Syiah. Padahal haramnya Mut’ah juga berlaku di zaman Khalifah Ali bin Abi Thalib.

14. KHAMER

1).Ahlussunnah : Khamer/ arak tidak suci.

2).Syiah : Khamer/ arak suci.


15. AIR BERSUCI

1).Ahlussunnah : Air yang telah dipakai istinja’ (cebok) dianggap tidak suci.

2).Syiah : Air yang telah dipakai istinja’ (cebok) dianggap suci dan mensucikan.


16.SHOLAT

1).Ahlussunnah : Diwaktu shalat meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri hukumnya sunnah.

2).Syiah : Diwaktu shalat meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri membatalkan shalat.

17. SHOLAT

1).Ahlussunnah : Mengucapkan Amin diakhir surat Al-Fatihah dalam shalat adalah sunnah.

2).Syiah : Mengucapkan Amin diakhir surat Al-Fatihah dalam shalat dianggap tidak sah/ batal shalatnya.(Jadi shalatnya Muslimin di seluruh dunia dianggap tidak sah, karena mengucapkan Amin dalam shalatnya).

18. SHOLAT

1).Ahlussunnah : Shalat jama’ diperbolehkan bagi orang yang bepergian dan bagi orang yang mempunyai udzur syar’i.

2).Syiah : Shalat jama’ diperbolehkan walaupun tanpa alasan apapun.

19. SHOLAT

1). Ahlussunnah : Shalat Dhuha disunnahkan.

2).Syiah : Shalat Dhuha tidak dibenarkan.
(padahal semua Auliya’ dan salihin melakukan shalat Dhuha).
Demikianlah artikel saya mengenai Perbedaan Ahlussunnah Wal Jamaah Dengan Syiah, yang mana saya kutip dari berbagai sumber dan saya rangkum menjadi sebuah penjelasan yang insyaAllah mencakup secara luas perbedaan yang ada antara kita Ahlussunah Waljamaah dengan syiah, sehingga kedepannya sahabat-sahabat dan pemimpin kita bisa mengetahui apa itu syiah dan dari mana asalnya, yang ternyata adalah buatan orang yahudi yakni ABDULLAH BIN SABA'. yang karena tidak sanggup melawan langsung dan memfitnah rasulullah melakukan berbagai cara dengan menghasut umat muslim membenci sahabat-sahabat rasulullah terutama Sayyidina Abu Bakar dan Umar Bin KHATAB.

Dalam menanggapi perbedaan ini alangkah baiknya kita sebagai umat muslim dapat bersikap hati-hati dan jangan terpancing emosi berlebihan, seperti apa yang di sampaikan oleh Ustad BUYA YAHYA dalam sebuah ceramahnya tentang syiah (Insya ALLAH Secepatnya saya akan upload video dakwah beliau), yakni jangan kita memerangi umat syiah di indonesia, malah kita ajak mereka berdiskusi tentang apa yang tidak mereka ketahui dan membawa mereka kembali ke ajaran ALQURAN Dan SUNNAH RASULULLAH.

BERIKUT VIDEO BELIAU LAGI CERAMAH MEMBAHAS AQIDAH SYIAH SEBENARNYA



SEMOGA ALLAH MENJAGA KITA DARI MUSUH-MUSUH ISLAM...AMIN YA RABBAL ALAMIN.
readmore »»